Memahami Komik
Tak kenal maka tak sayang… tak sayang jadi tak asyik..Begitu pepatah mengatakan..
Apa sih komik itu?
Kita lihat pendapat para ahli, hasil googling kemaren ^^;..
1. Will Eisner dalam buku Graphic Storytelling (1996), "tatanan gambar dan balon kata yang berurutan."
2. Scott McCloud dalam buku Understanding Comics (1993) mendefinisikan seni sequential dan komik sebagai "juxtaposed pictorial and other images in deliberate sequence, intended to convey information and/or to produce an aesthetic response in the viewer". Scout McCloud memberikan pendapat bahwa komik dapat memiliki arti gambar-gambar serta lambang lain yang ter-jukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.
Mungkin masih ada lagi para ahli yang mendefinisikan komik dengan kata-kata yang lebih sulit dari ini. Tapi, itu tidak usah diambil pusing.. berapapun banyaknya pendapat para ahli tentang komik yang kita tahu, tidak akan bisa membuat kita kenal dengan komik sebelum kita mau membaca komik itu sendiri. Kalau cuma baca pendapat para ahli.. malah bikin pusing...
Setelah membaca komik, pastinya teman-teman memiliki pemahaman tersendiri tentang komik itu. Mungkin Ada yang pikir komik itu gambar ada tulisannya. Komik itu bentuknya kotak, banyak halamannya. Atau kebanyakan anak remaja kenalnya buku kecil yang diterbitkan elex atau mnc yang harganya kisaran 15.000-an?. Semua sah-sah saja. Pemahaman tidak perlu rumit-rumit, yang penting bisa mengenal, biar asik!
Biar lebih memahami komik, cobalah membaca berbagai jenis komik yang beredar di alam semesta ini, seperti komik amerika, komik eropa, komik jepang(manga), komik indonesia dan lain-lain. Pahami kenapa anda suka dengan yang ini, kenapa yang ini tidak, atau mungkin ada yang suka semuanya?
Cara Membuat Komik
Hmmm… sederhananya sih..
harus ada tokoh…
ada seting…
ada seting…
lalu ada pergerakan tokoh dari awal …
tengah……
sampai akhir!
Selain itu sebaiknya harus ada maksud atau pesannya. Entah Cuma melucu, menghimbau sesuatu, atau curhat… atau apa sajalah^^…
Mudah bukan?
Heh? Bukan?
OK, OK… Kalau begitu, berikut adalah:
3 masalah kenapa kebanyakan orang tidak bisa membuat komik.
1. Tidak bisa gambar
2. Tidak bisa bikin cerita
3. Tidak bisa gambar dan bikin cerita
Kenapa kita memikirkan tiga hal ini?
Itu karena pikiran kebanyakan orang, yang bisa gambar itu adalah orang semacam Takeshi Obata dan yang bisa bikin cerita adalah orang seperti Tsugumi Ohba atau orang-orang sekelas mereka.
Padahal itu salah! Semua orang bisa gambar! Keponakan saya saja yang namanya maulana umurnya 4 tahun lebih… bisa gambar pesawat.
Bisa bikin cerita, pesawatnya di tembak tank.. ada mobil… trus dwar dwar.. hahaha.. dan dia selalu asik dengan membuat gambar sekaligus cerita itu^^….
Rekaan ulang gambar Maulana umur 4 tahun oleh Matto |
Sekarang soal cerita. Tidak bisa cerita? gosip itu cerita bukan? Siapa yang tidak bisa gosip?
”eh, tau gak? Kemarin, si anu… ketemu si inu.. lalu anu di kejar-kejar si inu sampai manjat tiang listrik!”
Kalo dikomikan bisa jadi begini nih…
Untuk awal tidak usah pikir terlalu jauh... semua butuh proses.. dan jalani saja dengan asyik ^v^.. dan dalam perjalanan itu akan bermunculan berbagai bentuk kesenangan dalam membuat komik ^^.
Berikut tingkatan kesenangan dalam membuat komik menurut saya...
1. Komik tingkat kesenangan pribadi, yang dibuat dan dipahami oleh si pembuat sendiri untuk kesenangannya sendiri. Misalnya, komik yang isinya curhat rahasia, atau lain sebagainya.
2. Komik tingkat kesenangan lingkup kecil , dibuat dan dipahami oleh orang-orang disekitar dan yang dekat dengan si pembuat. Misal, teman-teman dan keluarganya.
3. Komik yang dibuat untuk orang banyak/massal. Tingkat kesulitannya bertambah, dan inilah yang menjadi tingkatan para profesional dimana mereka berusaha agar komik mereka dapat dipahami oleh banyak orang. Jika berhasil, tentunya kesenangan membuat komiknya akan luar biasa!
Jadi…
selamat membuat komik…
selamat bersenang senang!
0 comments:
Post a Comment